Aku kira semuanya akan berjalan cepat dan mudah. Namun ternyata kenyataan berkata lain. Ia tak setuju dengan pikiran dan anggapanku tentang hidup. Kukira aku bisa meninggalkan dan melupakannya begitu saja tanpa harus melihat ke belakang dan mengulang hal yang sama dalam Khayalan Penuh Penyesalan.
Dia. Dia melakukannya begitu cepat. Begitu cepat namun melekat. Memang aku terlalu bodoh untuk memikirkan hal itu. Padahal dia saja sudah lupa semuanya. Dia tidak memikirkan apa-apa. Dia tidak memiliki beban dalam pikiran. Namun aku. Aku berbeda. Aku tidak bisa menerima sesuatu dan melupakannya begitu saja. Semanis apapun itu. Atau sepahit apapun itu. Aku masih ingat segala hal, setiap detailnya. Dia—kamu sudah lupa, ya? Memang mungkin bukan masalah. Untukmu. Tapi untukku.
Coba, sekali saja, ingat segalanya.
Kukira aku dapat meninggalkannya dan tidak membawanya pergi lagi. Namun kau mengundangnya kembali, maka ia tak akan pergi.
Aku, sudah tidak dapat menyusun kata dengan semestinya.
Sunday, July 13, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment