Pages

Monday, June 30, 2014

It's been a year, and more, and still counting.
I have no idea about this. I never think about it anyway. I really enjoy it.
But then came one by one as problems and arguments. We argue, critics, or even fight.
Sebenarnya aku bahagia, sempat bahagia. Aku menikmati setiap proses dan tahap yang kita lewati, sempat menikmati. Kadang kita tidak sadar dengan apa yang telah kita lalui. Mungkin terlalu singkat atau malah terlalu jauh. Mungkin terlalu dangkal atau sudah larut ke dalam. Mungkin aku memang jatuh terlalu dalam untuk kamu. Terlalu jauh hingga ke dasar dinding kebisuan, tidak ada kehidupan. Aku berhasil bertahan hidup dalam lingkup dinding tanpa udara. Dalam ruang tanpa apa-apa. Dan pada saat itu juga aku menyadari bahwa akulah yang selama ini bisu. Akulah yang selama ini buta. Aku yang selama ini berbahagia dan dengan bangganya mengelu-elukan namamu, merasa semuanya itu sudah tak lagi masanya. Entah karena aku terlalu lama terhisap oleh dinding tak berujung ini atau sesuatu yang tak pernah terpikirkan. Entah apa.
Rasanya semua telah berbeda, sesuai dengan siklus hidup yang berputar. Nampaknya aku sedang berada pada titik terendah kehidupan dinding-dinding tak berbahagia. Dalih demi dalih kita selesaikan. Namun malah dalih-dalih ini yang memicu segalanya. Yang meninggikan juga menghempaskan. Hal terakhir kita, dalih terakhir kita, ia terlalu jahat. Seperti ruh yang membawaku ke tempat asal. Ke tempat semula dimana aku berada. Ke tempat dimana semuanya hanya angan-angan. Tempat dimana aku melihatmu hanya seperti sekelebat bayangan yang selalu berbahagia. Tempat dimana aku hanya dapat diam dan kaku. Tempat dimana aku pertamakali memulai semuanya, mungkin juga menjadi akhir dari segalanya.
Semuanya memiliki arti, segala hal yang terjadi itu bermakna. Tunggu aku yang sedang mencari ujung dari dinding ini. Untuk keluar ke masa paling bahagia. Andai kata aku terperangkap, setidaknya aku pernah mencoba. Andai kata ruh itu benar membawaku, setidaknya kita sempat berbahagia.

Maybe we'll grow apart.

0 comment:

Post a Comment