Disini, ketika kata, kalimat, serta tindakan sudah tidak dapat lagi meluapkan apa yang ada. Hanya ini satu-satunya jalan untuk mengutarakan. Tulisan singkat penuh goresan hitam nun tebal hingga menembus halaman-halaman selanjutnya. Guratan penuh emosi, penuh kekesalan, penuh kekecewaan, penuh kehampaan.
Hal kecil. Sangat kecil. Sepele, tidak penting, tidak kasat mata. Halus, lembut.
Rentetan bayangan, hitam, gelap, buram. Desiran angin yang membawanya hilir mudik timbul-tenggelam. Hujan yang tidak mencairkannya namun malah benar-benar memampangnya di depan mata.
Rumit, namun kecil.
Dari ratusan hari yang lalu hingga kini. Semuanya hadir. Dalam susunan yang abstrak, tak menentu. Buram tanpa ada seberkas cahaya penjelas hingga yang teramat sangat jelas, fokus, sampai detail paling tak kasat mata.
Lelah, tak berhenti.
Sesal tidak akan menyelesaikan hal yang tidak dimengerti. Mencoba menguburnya dalam-dalam, tetap saja ia akan meronta keluar, hingga mencuat merobek pori-pori dan menusuk tulang. Mengobrak-abrik pikiran sampai titik terlemah. Menggoyahkan segala penahan kelenjar di bawah mata.
Tidak dimengerti dan tidak akan ada yang mengerti.
Ketika lelah dan mengistirahatkan raga, hasilnya akan tetap nihil. Kelebat hitam tanpa aturan itu akan senantiasa hadir dalam tiap istirahat. Mengacaukan segalanya, hingga runtuh dihadapannya. Hingga jatuh dihadapannya. Hingga mati untuk selamanya.
Friday, July 13, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment