Masih ingat kah? Setengah tahun yang lalu, malah lebih. Kamis itu, sore hari. Café itu, dengan ribuan kata. Teman, sahabat, hingga kamu. Sebelumnya memang aku ragu, tapi akhirnya aku pasang namamu, hari itu.
Apa kamu masih ingat seberapa ikhlasnya senyummu, bahagianya tawamu, dan ocehan-ocehanmu, sore itu? Apa masih terbesit, walau hanya sepintas? Apa masih teringat, walau memang samar?
Waktu aku ejek matamu itu, kamu bilang aku orang ke-seribu sekian yang bilang itu indah. Nyatanya aku lebih sering meledek kau menggunakan makeup. Empat hari itu aku harus pergi tanpa alat komunikasi, memang menyebalkan. Disambung dengan dua hari setelahnya kamu harus naik ke gunung itu. Waktu kamu pulang, kamu tetap mengundang kikikkan.
Aku tau, memang seharusnya obrolan itu tidak pernah ada. Seharusnya orang itu tidak ada. Tapi asal kamu tahu, aku kenal dia sebelum aku tahu kamu. Memang, seharusnya aku tidak menyimpan capture itu. Tapi kamu juga seharusnya tidak usah terpacu. Mungkin aku memang terlalu santai. Tapi asal kamu tahu, nyatanya aku tidak sesantai itu.
Satu bulan setelah sore itu, kamu hilang. Tanpa kabar. Ratusan kali aku coba memastikan, tidak ada. Ribuan kali aku coba melihat kenyataan, tidak bisa. Hingga kini.
Seharusnya aku memang tidak pernah mengenal dia, temanmu itu. Tapi apa daya, dengan perlakuanmu itu buat aku dan temanmu jadi bertukar cerita.
Kamu meninggalkanku dari deret jutaan manusia penuh pengharapan, kebahagiaan. Kamu yang buat aku bisa berlari, terbang, tinggi, tiba-tiba jatuh, terperosok, lumpuh. Kamu buat aku tertinggal, jauh, lalu buta akan arah. Walau terperosok, lumpuh, tertinggal, sampai buta, kamu harus ingat akan satu hal, aku selalu ingat kamu dan semua hal setelah sore itu.
Monday, May 14, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comment:
Post a Comment